Dita, seorang ibu muda mengeluh kepada temannya tentang kondisi Yanti, anak perempuannya. Menurut Dita, tiba-tiba Yanti tidak dapat berdiri dengan baik, meski ditopang sekalipun, terutama pada kaki kanannya. Padahal, sebelumnya Yanti sudah dapat berjalan. Langsung saja sang teman menganjurkan Dita untuk membawa anaknya ke dokter. Menurut dokter, Yanti mengalami patah tulang yang disebut sebagai toddler’s fracture.

Apa sih toddler’s fracture itu?
Toddler’s fracture merupakan patah tulang dengan garis patahan melintang-spiral pada Os. tibia (tulang kering) bagian distal (bawah). Toddler’s fracture sering dialami oleh anak-anak pre-sekolah, umumnya anak-anak berusia 1-3 tahun.

Apa penyebab patah tulang ini?
Usia 1-3 tahun adalah masa seorang anak untuk mulai belajar berjalan. Ia senang untuk berjalan hingga berlari. Akan tetapi, perlu diingat, cara berjalan ataupun menapak seorang anak pada usia ini belumlah stabil. Akibatnya, ia sangat mudah untuk terjatuh. Ditambah lagi, matriks tulang pun belum padat.

Bagaimana mengenali toddler’s fracture?
Tanda-tanda klinis toddler’s fracture sering kali tidak jelas terlihat dengan hasil pemeriksaan fisik yang tidak spesifik.

Gejala-gejala klinis yang sering adalah:
· Anak seringkali berjalan dengan lambat, atau bahkan tertatih-tatih.
· Enggan untuk berdiri pada satu kaki, terutama pada sisi kaki yang mengalami deformitas (kelainan).
· Anak sering terjatuh (tidak dapat mempertahankan kestabilan tubuhnya).
· Antalgic gait = gerakan melangkah yang dilakukan oleh kaki sisi kontralateralnya (sisi kaki yang tidak sakit) lebih cepat.

Pada foto X-ray biasa, tampilan garis fraktur (patah tulang) sering tidak terlihat. Tehnik pengambilan gambar harus tepat, yaitu internal oblique. Jika semua tehnik pengambilan gambar X-ray telah dilakukan dan kelainan tetap tidak didapatkan, dapat dipikirkan untuk melakukan scanning tulang menggunakan tenaga nuklir (sering disebut nuclear scan).

Kapan harus menemui dokter?
Mengevaluasi seorang anak dengan kelainan atau kelemahan dalam cara berjalan haruslah secara menyeluruh dan sistematis. Dengan keadaan umum yang terlihat buruk, sangat dimungkinkan ia menderita kelainan secara sistemik (seluruh tubuh). Akan tetapi, pada toddler’s fracture, keadaan umum anak seringkali masih baik dan tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis spesifik yang nyata.

Jadi, jika tiba-tiba didapati kelainan dalam cara berjalan seorang anak, padahal sebelumnya ia pernah dapat berjalan secara normal, inilah saat untuk memastikannya melalui perantaraan seorang tenaga ahli, dalam hal ini adalah dokter.

Bagaimana mengatasi toddler’s fracture?
Penatalaksanaan toddler’s fracture dapat dilakukan dengan cara immobilisasi dengan menggunakan bahan semacam plester yang menutupi seluruh bagian anggota gerak bawah yang terkena patah tulang. Ini juga dikenal dengan sebutan “gips”.

Selain immobilisasi, dapat juga diterapi dengan pemasangan intramedullary nailing.

Referensi :
“Toddler’s fracture”. Tersedia dalam: http://www.e-radiography.net/radpath/t/toddlersfrx.htm
“Fracture, Tibia, and Fibula”. Tersedia dalam: http://www.emedicine.com/EMERG/topic207.htm.
“Toddler’s Fracture”. Tersedia dalam: http://www.mypacs.net/cases/TODDLERS-FRACTURE-84329.html
“Pediatrics, Limp”. Tersedia dalam: http://www.emedicine.com/emerg/TOPIC387.HTM